Ngbrol Ringan Seputar Lumpur Lapindo Yuk
Senin, November 29, 2010 | Author: Ibnu Suwandi
Masih ingatkah dengan kasus lumpur lapindo ? semoga semua cerita dan lakonan dinegeri ini tidak semakin tumpang tindih sehingga kasus-kasus yang ada tidak terlupakan meskipun maksud dan tujuan sang pembuat skenario adalah supaya kasus-kasus yang pernah ada tak tersentuh media dan masyarakat melupakannya.

Reaksi alam di Indonesia setidaknya mengingatkan dan menegur manusia bahwa teknologi canggih dan temuan-temuan mutakhir tak seharusnya menjadikan manusia congkak, sombong dan merasa lebih super power, dan mungkin sebagian yang lainnya tak seharusnya terlalu membanggakan dan membanding-bandingkan, lihat saja gempa bumi, sunami, angin topan menunjukkan bahwa manusia harus berdamai dengan alam, bukan malah merusak atau berusaha melawan, alam hanya “mencubit” sedikit Haiti, dan Amerika yang super power pun kalang kabut, sampai sekarang penanganan para korban gempa Haiti belum selesai, tak seperti propaganda mereka dalam film-filmnya, reaksi cepat, mengontrol atau mungkin bisa dibilang melawan pergerakan alam dan mulihkan keadaan dalam sekejap, hanya ada dalam cerita dan film belaka.

Alam membuktikan dan menunjukkan bahwa ilmuwan-ilmuwan Amerika dan Jepang sekalipun hanya manusia biasa. Ambil contoh kasus Lapindo bahkan para dukun super di Indonesia yang pada dasarnya hanya bisa gedabrus tak bisa menunjukkan kemampuan mereka yang digembar gemborkan lewat “kirim sms anda ke … reg…spasi…” dll menunjukkan bahwa mereka hanya manusia yang percaya pada tahayul dan ahli gedabrus.

Maka daripada pusing-pusing, segala ilmuwan, para ahli, sampe dukun didatangkan ga bisa juga menghentikan semburan lumpur, apa salahnya kalau menteri kebudayaan sedikit kita beri pekerjaan, atau DPR KOMISI X yang menangani Pendidikan, Pemuda, Olaharaga, pariwisata, kesenian dan Kebudayaan daripada nganggur dan kepikiran buat study banding keluar negeri terus, kenapa ga coba untuk mematenkan saja lumpur lapindo Sidoarjo menjadi kawasan obyek wisata sekaligus salah satu keajaiban dunia yang dimiliki Indonesia.

Jika dengan menjadikan sebagai obyek wisata bisa mendatangkan keuntungan kenapa tidak dicoba, setidaknya bisa mengurangi beban negara yang harus menanggung beban ganti rugi korban lumpur lapindo karena penguasa negeri ini “rela” dikebiri demi kepentingan segelintir orang, mungkin juga bisa dipikirkan untuk menjadikan daerah lumpur lapindo Sidoarjo menjadi kawasan khusus observasi, karena semburan lumpur dari perut bumi sejak 2006 itu sangat menarik perhatian para ilmuwan setidaknya selain keuntungan dibidang pariwisata kita juga juga mendapat keuntungan dibidang riset tentu saja dengan membuat kesepakatan hasril riset para ilmuwan luar negeri itu juga harus dimiliki oleh pihak Indonesia, mungkin juga ini bisa menarik para ilmuwan kita yang “enggan” pulang atau juga tak “dikehendaki” kepulangannya ke Indonesia untuk sejenak bernostalgia dinegerinya sendiri.

Apakah ada usulan menarik lain ?
|
This entry was posted on Senin, November 29, 2010 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: