Sampai Mereka Menggantikan Posisi Hewan Qurban
Senin, November 29, 2010 | Author: Ibnu Suwandi
Percayakah anda dengan kalimat ini “Hatta: Idul Adha Momentum Pupuk Kesadaran Sosial di Tengah Bencana” detik.com Rabu, 17/11/2010 23:25 WIB

Saya tidak akan memaksa siapapun untuk percaya ataupun tidak karena masing-masing kita berhak untuk mempunya dan mengutarakan pemikiran kita masing-masing, jadi semua penilaian terserah anda.

Saya hanya akan sedikit mempertanyakan kalimat yang diungkapkan oleh yang terhormat (kalau yang mulia untuk pak beye, jangan sampe tertukar, untuk Hatta Radjasa tunggu 2014 dulu) bapak Hatta Radjasa , apakah benar itu kalimat yang terucap dari mulut anda didasari oleh hati dan nurani anda, atau sekedar mengikuti isi khutbah yang tertulis diatas kertas sebagai bagian dari aturan protokoler ?

Saya juga akan berkomentar sedikit, bahwa adanya peringatan hari besar Islam khususnya dan peringatan hari besar agama lainnya pada umumnya menjadi angin segar dan sebuah momen yang pas yang pastinya ditunggu-tunggu dan menjadi ajang berebut meraih simpati, memperbaiki citra bagi mereka-mereka yang “diharus”kan berebut tahta dan harta bangsa ini.

Tidak tahu malu, ya benar-benar tidak tahu malu, berbicara layakanya memiliki hati, seolah ingin menampakkan keimanan yang dimiliki, tapi sekali lagi mereka salah, segala tingkah lakunya sudah terekam kuat di masing-masing kepala rakyat (kecuali mereka-mereka yang buta informasi dan “layak” dijadikan “qurban”), bahwa senyum mereka adalah tangisan berjuta rakyat, dan tangisan mereka adalah kematian berjuta rakyat lainnya.

Silahkan kalian melakoni apa yang kalian harus lakoni, silahkan kalian bawa nama kami rakyat Indonesia dalam setiap program-program yang mengalirkan duit ke kantong-kantong pribadi dan partai kalian, silahkan kalian salahkan kami rakyat Indonesia jika terjadi bencana, bukan kami sudah bosan, bukan kami sudah lelah bersuara, tapi tentu saja ketika kami menuntut dan kalian terpojok kalian akan berkata “tidak ada yang salahkok semua ada aturannya dan sah menurut undang-undang”.

Ketika membutuhkan dukungan selalu berbicara rakyat kecil, wong cilik dan semua istilah-istilah baru bermunculan, ketika datang hari-hari besar suatu agama semua menebar senyum seolah dengan begitu dosa mereka terampuni, seolah dengan berbuat begitu luka dihati rakyat terobati, sugguh luka hati ini tak kan pernah terobati meskipun mungkin suatu saat nanti kalian menggantikan posisi hewan-hewan qurban di tempat-tempat penjagalan.
|
This entry was posted on Senin, November 29, 2010 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: