Enam kali
Minggu, Desember 19, 2010 | Author: Ibnu Suwandi
Lalu aku bertanya pada lingkar waktu
Berapa lama harus berputar merengkuh angan
Jika jarum tak bergerak berputar
Jika angin tak sedang berhembus meski perlahan
Lalu kemana arah mata harus memandang jika tembok yang ternyata begitu tinggi dan tebal harus mengungkung mimpi-mimpi yang justru membuatku tak mampu berlari
Senyum itu sudah tak berarti saat ini
Tangis itu... Ah aku tak pernah tahu apakah itu dari hati
Yang aku tahu ternyata adalah ketidak tahuanku itu
Terlalu banyak bahkan ketika harus kudengarkan satu persatu
Bahkan terlalu menjijikkan ketika cerita itu keluar dari mulut seorang sahabat
Benih itu dibuangnya sebelum sempat bertunas dan berkembang indah
Tapi kenapa masih ada tanya dan pinta untuk kembali
Maaf bukan karena membenci karena akupun tak merasa tersakiti
Tapi karena hati sudah tertutup pasti
seperti yang kau minta dalam surat putusmu yang ke enam kali



Dweah 26 juni 2009
|
This entry was posted on Minggu, Desember 19, 2010 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: